(Tulang Bawang, 20 Agustus 2025) – Kabupaten Tulang Bawang selain memiliki destinasi wisata yang beragam, juga memiliki industri pariwisata atau industri kreatif yang mampu menarik minat wisatawan lokal maupun luar daerah untuk dapat berkunjung ke Kabupaten Tulang Bawang.

Salah satunya adalah Kerajinan Sulam Maduaro yang sudah banyak digemari oleh penduduk setempat maupun luar daerah.

Maduaro merupakan kerajinan sulaman tangan dari beragam bahan manik-manik yang dapat menghasilkan berbagai produk, seperti selendang, kerudung, dompet, tas, bahkan busana, dan lain-lain. Kerajinan ini menurut sejarah dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala saat pulang dari Mekkah pada abad ke-18, dan mulai diturunkan dari generasi ke generasi secara tradisional. Hal ini selaras dengan fungsi maduaro pada awalnya yang digunakan sebagai selendang penutup kepala oleh perempuan yang ada di Menggala.




Kerajinan sulam tersebut dibuat langsung dengan tangan menggunakan benang selingkang yang terbuat dari perak, sehingga tak heran jika proses pembuatannya yang memakan waktu dan mengadung nilai seni yang tinggi.

Pengrajin mampu menghasilkan motif-motif yang beragam serta unik dengan warna yang mencolok sebagai ciri khas maduaro dan agar mudah dikenali. Bahkan kerajinan ini sudah meluas di beberapa daerah yang ada di Lampung. Hal ini tentunya berawal dari penyebaran informasi secara lisan hingga kini berkembang melalui berbagai platform media digital sebagai wadah pemasaran dan pelestarian bagi para perajin maduaro.

Dengan hadirnya masyarakat yang terus menjaga dan melestarikan karya-karya tradisional seperti ini, mampu membantu Pemerintah Daerah dalam mengenalkan dan memperluas hasil produk-produk industri pariwisata yang ada di Tulang Bawang, sehingga mampu mendorong upaya peningkatakan ekonomi kreatif.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulang Bawang berharap jika jumlah perajin maduaro dan minat masyarakat dapat terus meningkat, juga mendorong agar seluruh lapisan masyarakat agar dapat terus melestarikan dan mengembangkan kerajinan ini sebagai bagian dari warisan budaya Tulang Bawang.



Editor dan Penulis: Riska Amelia Dewi, S.P.W.K.